Saat ribuan pelayat dengan khidmat memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus, terjadilah “mukjizat” yang tenang dan sangat pribadi. Hanya disaksikan sedikit orang. Tapi membuat takjub begitu banyak orang.
Saat itu, beberapa pengawal elit Garda Swiss diberi tugas berdiri berjaga dekat peti jenazah Paus. Salah satunya Luca Meier, pengawal muda asal Lucerne. Sudah lima tahun dia bertugas dalam Garda Swiss. Namun, yang terjadi kali ini sungguh tak pernah dialaminya sebelumnya.
Luca berdiri tenang dan tegap. Namun, sesungguhnya ia telah sedang berjuang dengan imannya. Ia memang dibesarkan sebagai seorang Katolik. Tapi cobaan pribadi baru-baru ini—penyakit ibunya, tekanan kehidupan militer, dan kekeringan rohani—telah membuatnya merasa jauh dari Tuhan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berdiri di samping peti jenazah kayu sederhana milik Paus Fransiskus, membuatnya berdoa dalam hati: “Jika Engkau nyata, Tuhan… jika Engkau benar-benar ada di sini, tunjukkanlah kepadaku. Aku perlu tahu.”
Beberapa menit kemudian, saat sinar matahari menembus jendela kaca patri Basilika, Luca tiba-tiba merasakan kehangatan dan kedamaian yang luar biasa. Ia menggambarkannya sebagai sesuatu yang tidak hanya memasuki ruangan, tetapi juga memenuhi hatinya.
Selama beberapa detik, waktu terasa terhenti. Aroma dupa, yang meski saat itu tidak digunakan, memenuhi udara. Kemudian, yang paling menakjubkan dari semuanya, Luca mengaku bahwa jauh di relung jiwanya ia mendengar bisikan: “Jangan takut. Aku menyertai engkau senantiasa.”
Luca tidak memberi tahu kejadian itu kepada siapapun. Ia tak ingin ada keributan. Namun kemudian, di hadapan seorang imam di Vatikan, ia menceritakan kisahnya. Imam itu dengan lembut mengatakan bahwa Paus Fransiskus, bahkan setelah meninggal, mungkin telah melanjutkan misinya untuk menarik banyak hati kembali kepada Kristus.
Pengalaman itu menghidupkan kembali iman Luca. Ia menjadi rajin hadir dalam Misa harian. Ia berdamai dengan Tuhan melalui Pengakuan Dosa. Ia menemukan kedamaian di tengah pergumulan pribadinya.
Entah kesaksian ini sungguh sebuah mukjizat, atau hanya pengalaman spiritual yang mendalam. Namun, satu hal yang pasti: bahkan dalam kematiannya, spirit Bapa Suci masih tetap menginspirasi, dan mampu menarik hati pada Kristus. Pelayanan yang dipersembahkannya kepada Tuhan, kepada Gereja dan kepada siapapun bergema, jauh melampaui makam.
Beristirahatlah dalam damai, Paus Fransiskus. Doakan kami yang masih berziarah di dunia 🙏
(Dibahasakan kembali o/ tentang Katolik. Sc: The Divine Mercy, Andika Hananto Gunawan)